07 May 2013

KITAB AL-TAKATTUL AL-HIZBIY (1)


MEMBENTUK PARTAI POLITIK ISLAM SEJATI

(TELAAH KITAB AL-TAKATTUL AL-HIZBIY)

Oleh : KH M Shiddiq al-Jawi
Pengantar
"Kitab ketiga," itulah julukan sebagian kalangan aktivis HTI untuk kitab al-Takattul al-Hizbi (selanjutnya disingkat al-Takattul). Maklum, kitab karya Taqiyuddin an-Nabhani ini biasanya dikaji dalam pembinaan internal HT setelah kitab Nizham al-Islam dan kitab Mafahim Hizbut Tahrir.

Jika kitab Nizham al-Islam menjelaskan Islam sebagai sistem kehidupan, dan kitab Mafahim Hizbut Tahrir menjelaskan pokok-pokok pikiran HT, maka kitab al-Takattul menjelaskan pembentukan kelompok Islam yang ideal serta berbagai tahapan dan langkah yang akan ditempuhnya, untuk mewujudkan sistem kehidupan Islam itu.

Jadi kitab al-Takattul ini memang tak bisa dilepaskan dari kitab Nizham al-Islam. Sebab setelah seseorang memahami Islam sebagai sebuah sistem kehidupan (nizham al-hayah), mungkin dia akan bertanya,"Lalu bagaimana mewujudkannya dalam realitas kehidupan?" Nah, kitab al-Takattul ini berusaha menjawab pertanyaan itu. Intinya, untuk mewujudkan Islam sebagai sistem kehidupan, mutlak diperlukan negara (Khilafah). Dan untuk mengembalikan Khilafah, mutlak diperlukan sebuah partai politik Islam yang sahih.

Namun seperti kitab Mafahim Hizbut Tahrir, kitab al-Takattul ini mengandung kompleksitas yang tinggi. Ditulis secara simultan dalam 55 halaman tanpa bab dan anak judul, kitab al-Takattul acap kali membuat pembacanya kesulitan menangkap maksudnya. Demikian pula kitab ini hanya secara global menjelaskan setting sejarah sejak abad ke-19 M dan kondisi berbagai gerakan Islam yang ada, tanpa menyebut nama-nama gerakannya.

Maka dari itu, siapa saja yang ingin memahami kitab al-Takattul dengan baik, dia tak bisa mencukupkan diri hanya dengan membaca kitab itu saja. Dia harus memperbanyak informasi-informasi penunjang guna memahami kitab tersebut, baik informasi dari kitab-kitab HT maupun literatur keislaman umumnya.

Kitab Manhaj Hizbut Tahrir fi al-Taghyir, misalnya, perlu dibaca. Karena ia merupakan penyederhanaan dan ringkasan kitab al-Takattul dari segi tahapan dan langkah kelompok Islam --dalam hal ini HT-- dalam mengubah masyarakat. Untuk memahami situasi politik dan sosial umat Islam pada masa akhir Khilafah Utsmaniyah (abad ke-18 dan ke-19), misalnya, dapat dibaca mukadimah buku Ittijahat al-Tafsir fi al-'Ashr al-Rahin karya Dr. Abdul Majid al-Muhtasibatau buku Bangkit dan Runtuhnya Khilafah Utsmaniyah karya Dr. Muhammad ash-Shalabi. Mengenai gerakan-gerakan kebangkitan Islam, dapat dibaca misalnya buku Gerakan Kebangkitan Islam karya Dr. Hafizh Muhammad al-Ja'bari. Sudah barang tentu, layak pula ditelaah syarah kitab al-Takattul karya Muhammad Hawari.